Tikus : Hama Penting di Perkebunan Kelapa Sawit Yang Perlu Diwaspadai

Dalam dunia perkebunan, terutama komoditas kelapa sawit, tikus merupakan satwa liar yang menjadi hama penting. Hal ini karena serangan tikus di lapangan berdampak pada produktivitas yang dihasilkan. Secara biologi, hama tikus membutuhkan makanan yang  memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, mineral. Sumber makanan tersebut dapat diperoleh oleh hama tikus di areal perkebunan kelapa sawit.  Selain itu, jika ditinjau dari sisi habitatnya, hama tikus lebih menyukai habitat yang tertutup dan kurang ternaungi seperti adanya tumpukan pelepah, lubang dalam tanah, hutan dan semak. Melihat kondisi tersebut, areal perkebunan kelapa sawit menjadi habitat pendukung bagi hama tikus. Dengan demikian, tidak heran jika serangan hama tikus kerap terjadi terutama pada areal tanaman menghasilkan, tanaman belum menghasilkan, bahkan areal pembibitan.

Pada tanaman menghasilkan bentuk serangan yang dilakukan di lapangan berupa memakan mesocarp buah baik pada tandan muda atau yang sudah matang, dan seekor tikus dapat mengkonsumsi  kurang lebih 4 gr/hari, dengan demikian kehilangan produksi bisa mencapai 5% dari produksi normal (SRS, 2021). Selain itu, dampak negatif pada tanaman kelapa sawit akibat serangan tikus terjadi pada bunga jantan, karena terdapat serangga E. kameruncus yang meletakkan telur pada bunga jantan kelapa sawit yang akan melewati masa anthesis, selanjutnya perkembangan fase larva dan pupa juga berlangsung di bunga jantan. Tikus akan mencari telur, larva dan pupa serangga E. kamerunicus dengan cara mencakari dan mengerat spikelet bunga jantan setelah anthesis. Hal tersebut akan berdampak pada proses penyerbukan. Sedangkan serangan hama tikus pada tanaman belum menghasilkan menyebabkan kerusakan pada ubut atau titik tumbuh serta menghasilkan gerekan dan lubang pada pagkal pelepah dan hal ini menyebabkan kerugian berupa kegagalan masa pertumbuhan hingga mencapai 90% (SRS, 2021). Bentuk serangan hama tikus di lapangan pada kasus pembibitan ialah rusaknya bagian ujung jaringan tanaman muda sehingga menghambat pertumbuhan bahkan menyebabkan bibit mati.

 

Dengan demikian, penting dilakukan pengendalian serangan hama tikus untuk menjaga produksi tanaman kelapa sawit. Sulung Research Station (SRS) sebagai lembaga penelitian milik PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., melakukan pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan diantaranya pemeliharaan predator alami Tyto alba, penekanan lingkungan sekitar kebun dengan cara pemangkasan pelepah yang dilakukan secara rutin, pembersihan gulma dan serasah serta melakukan pengurangan tutupan lahan. Selain itu, pengendalian juga dilakukan dengan pemasangan perangkap berupa multiple trap yang dipasang sebanyak 5 perangkap dan diletakkan dibawah rumpukan. Namun, jika serangan hama tikus melebihi batas ambang kritis, maka dilakukan pengendalian menggunakan bahan kimia berupa pengaplikasian rodentisida.

Berbagai upaya dan inovasi terus dilakukan oleh Sulung Research Station bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, tetapi juga untuk keberlangsungan usaha perkebunan kelapa sawit dalam jangka panjang.

Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi terkait pengendalian hama tikus di perkebunanan kelapa sawit. Selain itu, SRS juga menyediakan layanan jasa konsultasi dan bantuan teknis terkait optimalisasi produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.