Sulung Research Station Berikan Pelatihan Pada Areal Produksi Pupuk Organik Hayati

Sektor perkebunan kelapa sawit saat ini menjadi salah satu penyumbang pemasukan negara terbesar di Indonesia, nempati urutan nomor dua setelah sektor industri minyak dan gas. Semakin besarnya industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga didukung dengan terus di usahakannya perkebunan kelapasawit di berbagai daerah di Indonesia, namun keterbatasan lahan yang optimal untuk pengembangan kelapa sawit di Indonesia menyebabkan saat ini budidaya tanaman kelapa sawit banyak di usahakan di lahan-lahan sub-optimal, begitu juga di Kalimantan Tengah yang Sebagian besar kondisi lahannya merupakan lahan-lahan sub optimal.

Lahan sub-optimal memiliki berbagai hambatan yang perlu di dukung untuk dapat menghasilkan produksi tanaman kelapa sawit yang tinggi, salah hambatan yang terdapat pada lahan sub-optimal adalah kandungan bahan organic yang terbatas pada lahan sub-optimal, oleh karena itu perlu adanya Upaya perbaikan kualitas tanah yang perlu dilakukan seperti pemberian pupuk secara intensif, penambahan bahan organik, pemberian zat pembenah tanah.

Salah satu Upaya Sulung Research Station dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah adalah dengan mengembangkan dan memproduksi pupuk organik hayati yang telah di produksi untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik hayati di areal perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. sejak tahun 2021.

Pupuk Organik Hayati Sulung Research Station (SRS) di produksi dari bahan baku abu boiler yang merupakan hasil samping atau limbah padat dari Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit, yang selanjutnya di formulasikan dengan berbagai bahan organik lainnya seperti kotoran ternak, bahan organik yang berasal dari hijauan hasil penyiangan gulma kelapa sawit, dan juga formulasi mikoriza dan berbagai mikroorganisme menguntungkan lainnya yang berasal dari isolate mikroorganisme perakaran di areal pertanahan kebun PT SSMS Tbk.

Pengembangan pupuk organik hayati SRS menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari internal perusahaan merupakan bentuk dukungan SRS dalam upaya Perusahaan untuk menciptakan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan zero waste.

Pada tahun 2023 SRS telah memproduksi dan mendistribusikan pupuk organik hayati sebanyak 3.200 ton untuk seluruh kebun PT SSMS Tbk, yang di dukung dengan areal produksi pupuk organik hayati yang berada di 3 regional PT SSMS Tbk. yaitu di Rangda Estate, Malata Estate, dan Kanamit Estate.

Pada tahun 2024 SRS bersama PT SSMS Tbk. akan terus melakukan pengembangan pupuk organik hayati, salah satunya adalah pembukaan arael produksi baru pada Regional 1, yaitu di Suayap Mill, Selangkung Mill, dan Natai Baru Mill. Pengembangan areal produksi baru di areal pabrik kelapa sawit tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan efektifitas dan efisensi distribusi pupuk organik hayati, sehinggu dapat memproduksi lebih banyak dan pendistribusian dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.

Untuk kedepannya, pengelolaan areal produksi pupuk organik hayati akan dilakukan bersama oleh SRS dan berbagai pihak yang terkait seperti Mill dan Estate. SRS akan terus memberikan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan untuk setiap tenaga kerja yang terlibat dalam produksi pupuk organik hayati untuk dapat tetap memenuhi produksi pupuk organik hayati yang baik.

Pada 28 Oktober 2023, SRS melaksanakan kegiatan pelatihan Produksi Pupuk Organik yang diikuti oleh asisten, mandor, dan tenaga kerja lainnya dari Natai Baru Mill, Selangkun Mill, dan Suayap Mil. Kegiatan pelatihan dilakukan untuk memberikan informasi terkait proses dan tahapan produksi Biofertilizer SRS, dan menjelaskan manfaat dan pentingnya pengaplikasian Biofertilizer SRS bagi produksi dan pemenuhan hara bagi tanaman. Untuk selanjutnya kegiatan pelatihan serupa akan terus dilakukan regular secara berkala untuk dapat menghasilkan pupuk organik hayati berkualitas.