Integrasi Sawit Sapi atau biasa disebut dengan ISS sangat berpotensi jika diterapkan di areal perkebunan kelapa sawit. Potensi tersebut dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari segi perkebunan kelapa sawit dan ternak sapi itu sendiri. Bagi ternak sapi, areal perkebunan kelapa sawit menyediakan hijauan antar pohon dan hasil samping industri perkebunan kelapa sawit (solid dan bungkil) yang dapat menjadi sumber pakan ternak sapi. Sementara bagi perkebunan kelapa sawit yaitu kotoran ternak sapi sebagai penyedia unsur hara untuk meningkatkan kesuburan lahan kelapa sawit dan pengendalian gulma.
Gulma di areal perkebunan kelapa sawit dimanfaatkan oleh ternak sapi sebagai bentuk pemenuhan pakan yang di suplai dari kandungan nutrisi yang ada pada gulma areal perkebunan kelapa sawit. Sulung Research Station melakukan penelitian terkait kandungan nutrisi pada hijauan berupa gulma berdaun lebar dan sempit, diperoleh hasil bahwa kandungan pada gulma tersebut mampu memenuhi kebutuhan sapi. Dalam perkembangannya, sapi membutuhkan nutrisi berupa protein, lemak, karbohidrat, fosfor dan kalsium. Kandungan tersebut sudah tercukupi dari hasil samping perkebunan kelapa sawit (hijauan dan bungkil).
Sulung Research Station juga melakukan penelitian terhadap kandungan pada kotoran sapi, hasil tersebut menunjukkan bahwa kotoran sapi berperan sebagai pembenah tanah, karena mengandung 53,33 % C-organik, 2,16% N, 0,17% P2O5, 0,4% K2O, 0,45% CaO, dan 0,4% MgO yang tentunya berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sementara itu, dari segi fisik tanah kotoran sapi memicu kehadiran Dung beetle (Kumbang Kotoran) yang berperan dalam mendekomposisi kotoran sapi dan mendistribusikan ke tanah bagian dalam sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah (agregat, struktur, ruang pori, serta aerasi tanah). Selain itu, kotoran sapi memicu keberadaan cacing tanah yang merupakan salah satu indikator kesuburan tanah.
Sebagai lembaga penelitian, Sulung Research Station melakukan analisis terhadap indikator kesuburan tanah akibat adanya penerapan ISS di perkebunanan kelapa sawit milik PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tanah pada areal penerapan ISS (tanah dengan kotoran sapi) menghasilkan nilai pH lebih tinggi dibandingkan dengan tanah tanpa kotoran sapi. Selain itu, terdapat peningkatan hara N total, C-organik, K, Ca, Mg dapat ditukar pada tanah dengan kotoran sapi. Walaupun terjadi kecenderungan penurunan pada hara P dan KTK tanah. Namun, hal ini tidak berdampak buruk pada ketersediaan hara tanah secara berkelanjutan, karena seiring dengan peningkatan pH tanah akan meningkatkan aktivitas organisme yang dapat mempercepat proses dekomposisi pada kotoran sapi.
Sulung Research Station sebagai lembaga penelitian milik PT SSMS Tbk, akan terus melakukan analisis dan kajian dari berbagai aspek dalam penerapan sistem integrasi sawit sapi di lingkungan perkebunan kelapa sawit milik PT SSMS Tbk.