Dalam proses budidaya tanaman kelapa sawit, ketidakstabilan produksi di lapangan kerap terjadi. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor diantaranya iklim, nutrisi tanaman, ketersediaan air dan serangan hama. Serangan hama di lapangan menurut penelitian Nurfadillah (2017) secara signifikan dapat menurunkan produksi bahkan menyebabkan kematian pada tanaman kelapa sawit. Golongan hama yang menyerang tanaman kelapa sawit mayoritas tergolong dalam kelompok insekta dan beberapa hama lainnya seperti mamalia. Kumbang termasuk salah satu golongan insekta yang menjadi hama penting diperkebunan kelapa sawit salah satunya adalah Rhynchophorus vulneratus. Walaupun demikian, juga terdapat kumbang yang mampu menjadi penyerbuk kelapa sawit yaitu Elaeidobius kamerunicus.
Kumbang R. vulneratus dengan E. kamerunicus sering disebut saudara kembar karena berada dalam satu ordo yang sama. Meskipun demikian, di alam peran dari kedua kumbang tersebut berbeda. R. vulneratus adalah hama yang merugikan, sedangkan E. kamerunicus merupakan serangga polinator yang bermanfaat untuk membantu persilangan bunga kelapa sawit.
R. vulneratus atau yang lebih umum dikenal sebagai kumbang moncong memiliki ciri khas moncong atau belalai pada bagian mulutnya, serupa dengan yang dimiliki E. Kamerunicus. Secara fisiologi R. vulneratus memiliki ukuran 3-4 cm atau 10x lebih besar dibandingkan dengan serangga penyerbuk E. kamerunicus dan biasanya ditemukan pada sekitaran pelepah tanaman kelapa sawit.
Pada kondisi di lapangan kumbang R. vulneratus menyerang bagian tanaman tepat pada titik tumbuh (pangkal pucuk tanaman) baik pada tanaman muda dan tanaman menghasilkan, sehingga menyebabkan tajuk patah dan terkulai karena pangkal tajuk tanaman telah rusak akibat lubang bekas gigitan hama tersebut, serta terlihat lendir berwarna merah kecoklatan pada bekas gigitan hama R. vulneratus.
Perkembangan kumbang R. vulneratus berawal dari telur yang berproduksi bisa mencapai 500 butir telur dan menetas menjadi larva dalam 2 – 3 hari. Makanan larva adalah tunas batang muda. Periode kehidupan larva akan terjadi selama 41 – 78 hari (rata-rata 63 hari). Kemudian menjadi pupa yang berlangsung selama 2 – 3 minggu, dalam suhu 30° C dan kelembaban 80% (Trisnadi, 2018). Terhitung lama hidup kumbang ini adalah 120 – 168 hari..
Setelah mengenal kumbang R. vulneratus yang menjadi hama diperkebunan kelapa sawit, selanjutnya praktisi perkebunan kelapa sawit harus mengetahui cara pengendalian hama tersebut, R. vulneratus banyak ditemui pada bahan organik, sehingga kegiatan sanitasi dan pengendalian gulma dapat menjadi langkah preventif dalam pengendalian hama ini. Kegiatan monitoring hama (Early Warning System), pengutipan larva dan imago, serta pemasarang perangkap dapat juga dilakukan sebagai upaya pengendalian hama. Pada serangan yang lebih lanjut penggunaan insektisida kimia dapat dilakukan, umumnya pengaplikasian insektisida pada pengendalian hama R. vulneratus dilakukan dengan metode semprot atau injeksi batang.
Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi terkait pengendalian hama dan penyakit kelapa sawit yang ramah lingkungan sesuai dengan prinsip dan kriterian RSPO serta ISPO. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.