Proses Pembentukan Bunga Kelapa Sawit

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit adalah ketersediaan bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit, atau yang secara umum dikenal dengan sex ratio atau ratio bunga betina dan bunga jantan terhadap total tandan bunga.

Dalam pembentukan bunga kelapa sawit tanaman akan melewati beberapa fase pembentukan bunga yang dimulai sejak 39 bulan sebelum tandan matang sempurna. Waktu dalam proses pembentukan bunga sejalan dengan proses pembentukan pelepah, karena setiap pelepah daun akan membawa satu calon bunga.

Dalam proses pembentukan bunga terdapat beberapa fase utama yang berperan besar dalam keberhasilan pembentukan bunga hinga tandan siap panen, yaitu fase pembentukan daun, fase pembentukan janin bunga, fase sex differentiation, fase aborsi bunga, fase antesis, hingga fase pematangan buah.

Sex ratio tanaman kelapa sawit ditentukan oleh proses pembentukan bunga dan penentuan jenis kelamin bunga berkaitan erat dengan fase Sex Differentiation, yaitu proses perkembangan perbedaan jenis kelamin antara jantan dan betina. Pada proses ini salah-satu jenis kelamin akan berkembang dan menggugurkan jenis kelamin lainnya. Pada tanaman kelapa sawit fase Sex Differentiation bunga kelapa sawit terjadi pada 23-30 bulan sebelum buah dipanen.

Pada fase Sex Differentiation kondisi dan kesehatan tanaman menjadi faktor yang sangat menentukan jenis kelamin apa yang akan berkembang pada calon bunga kelapa sawit.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Sex Differentiation bunga kelapa sawit diantaranya adalah faktor ketersediaan air pada tanaman kelapa sawit.

Pada banyak kasus yang dilaporkan kondisi tanaman yang mengalami histori cekaman kekeringan pada 23 sampai dengan 30 bulan sebelumnya akan lebih banyak tanaman yang menghasilkan bunga jantan.

Selain faktor ketersediaan air, faktor lain yang mempengaruhi Sex Differentiation bunga kelapa sawit adalah metabolisme, status hormon, dan genetik tanaman.

Metabolisme tanaman berkaitan erat dengan proses fotosintesis yang akan mempengaruhi proses pembentukan hormon, pembentukan pati dan gula sebagai sumber energi, dan sekresi tanaman yang akan berpengaruh terhadap Sex Differentiation bunga kelapa sawit.

Pada fase Sex Differentiation calon bunga bersifat sangat responsif terhadap kondisi tanaman dan kondisi lingkungan,

Setelah melewati fase Sex Differentiation telah dapat ditentukan jenis bunga yang akan muncul. Pada 10 sampai 11 bulan sebelum buah tandan buah matang adalah fase pertumbuhan bunga, pada tanaman yang mengalami cekaman kekeringan dan kondisi kesehatan tanaman yang tidak baik bunga betina rentan untuk tidak berkembang atau terjadi aborsi bunga.

Adanya fase yang panjang dalam proses pembentukan bunga hingga terbentuknya tandan kelapa sawit yang siap dipanen mengharuskan praktisi perkebunan kelapa sawit untuk selalu peduli dalam berbagai rangkaian kegiatan pengelolaan perkebunan kelapa sawit, bukan hanya sekedar pemenuhan nutrisi bagi tanaman tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan dan kesehatan tanaman menjadi faktor yang saling berkaitan dalam menghasilkan produktivitas tanaman kelapa sawit yang optimal.

Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

 

Share