Pada dasarnya tanaman akan menghasilkan produksi yang optimal apabila selama proses pembuahan yaitu benang sari jatuh ke kepala putik terjadi secara sempurna. Namun, kondisi tersebut tidak selamanya terjadi secara sempurna, tanaman juga membutuhkan polinator untuk membantu proses penyerbukan. Dalam kondisi seperti ini, serangga penyerbuk berperan penting pada semua ekosistem darat dengan memberikan jasa layanan kepada tanaman agar menghasilkan produktivitas yang optimal. Dengan demikian, hubungan antara serangga dengan tanaman membentuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan (Rianti et al., 2010).
Umumnya, serangga serangga penyerbuk mengunjungi bunga karena adanya kandungan nutrisi pada bunga sebagai penarik primer dan zat penarik sekunder. Selain itu, bunga pada tanaman juga mengeluarkan aroma yang khas sehingga serangga lebih tertarik melakukan kunjungan dengan faktor pemicu lain seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kecepatan angin (Faheem et al. 2004). Salah satu serangga yang berperan penting bagi tanaman khususnya komoditas kelapa sait adalah serangga Elaeidobius kamerunicus. Sejak diintroduksinya serangga E. kamerunicus di Indonesia, secara umum terjadi peningkatan komponen-komponen produksi yakni peningkatan berat tandan, nilai fruit set kelapa sawit dan CPO per ha (Donough and Law, 1987). Pada kondisi di lapangan Serangga E. kamerunicus mampu beradaptasi dengan cukup baik dan sampai saat ini populasinya memegang peranan penting dalam penyerbukan kelapa sawit.
Secara morfologi serangga E.kamerunicus hanya hidup dan berkembangbiak pada bunga kelapa sawit. Meskipun demikian, beberapa tahun terakhir keberadaan populasi E. kamerunicus di lapangan mengalami penurunan dan berdampak pada proses penyerbukan.
Melihat hal tersebut, Sulung Research Station (SRS) sebagai lembaga penelitian milik PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., melakukan pengembangan inovasi terkait metabolit sekunder tanaman kelapa sawit. Pengembangan inovasi tersebut memiliki peranan seperti penarik serangga, zat antibody dan feromon. SRS melakukan penelitian metabolit sekunder secara alami pada tanaman kelapa sawit yaitu pada bunga betina di ketiga jenis tanah yang berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan sejak 2016 menunjukkan terdapat beberapa senyawa yang berbeda pada masing-masing bunga di ketiga jenis tanah. Estragol yang merupakan senyawa volatil paling disukai oleh serangga E. kamerunicus, namun sayangnya senyawa tersebut hanya ditemukan pada bunga betina yang berasal dari tanah berliat. Meskipun demikian serangga penyerbuk tetap melakukan kunjungan pada masing-masing bunga karena diduga terdapat senyawa lain selain estragol.
Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi agronomi, bantuan teknis dan analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.