Penyerbukan Bunga Kelapa Sawit

Produksi kelapa sawit ditentukan antara lain oleh sukses tidaknya penyerbukan. Penyerbukan bunga atau yang sering disebut dengan istilah polinasi merupakan proses pemindahan polen (serbuk sari) dari bunga jantan ke bunga betina. Kelapa sawit termasuk kelompok pohon berumah satu (monocious), artinya dalam satu pohon terdapat tandan bunga jantan dan tandan bunga betina. Namun demikian, bunga jantan dan betina mekar pada waktu yang berlainan sehingga hampir selalu terjadi penyerbukan antar tumbuhan atau penyerbukan silang (Lubis, 2008). Oleh karena itu, penyerbukan bunga kelapa sawit memerlukan agen.

Agen pembawa polen dari bunga jantan anthesis di pohon yang satu ke bunga betina yang sedang reseptif di pohon yang lain disebut sebagai polinator. Polinator bunga kelapa sawit dapat berupa angin, air, manusia, hewan vertebrata dan serangga (Wink 2003; Young et al. 2007; Matsuki et al. 2008). Hasil penelitian membuktikan bahwa proses penyerbukan sebagian besar berlangsung dengan perantara serangga. Banyak jenis serangga yang mengunjungi bunga jantan anthesis saja, bunga betina reseptif saja atau mengunjungi keduanya. Di Indonesia, serangga polinator yang paling banyak dijumpai adalah Elaeidobius kamerunicus, Thrips hawaiiensis, Pyroderces sp. dan berbagai jenis lebah (Susanto et al. 2007 ; Kahono et al. 2012).

Mekanisme proses penyebaran tepung sari oleh serangga dari satu bunga ke bunga yang lain yaitu sebagai berikut; bunga yang sedang mekar mengeluarkan bau yang spesifik dan sangat disukai oleh serangga. Bunga jantan dan bunga betina keduanya mengeluarkan bau yang sama tetapi periode pengeluarannya berlangsung lebih lama pada bunga jantan yakni ± 5 hari, sedang pada bunga betina berlangsung hanya beberapa jam.

Tertarik oleh bau tersebut, serangga-serangga akan hinggap dan bergerak mengintari bagian-bagian bunga yang mengakibatkan tepung sari melekat diseluruh permukaan badannya. Kemudian serangga tersebut terbang dan hinggap pada bunga lain (bunga jantan dan bunga betina yang sedang mekar). Dengan cara demikian tepung sari disebarkan dari satu bunga ke bunga yang lain pada saat yang tepat. Ketetapan waktu penyebaran tepung sari adalah sangat penting, karena periode saat mana bunga betina sesuai untuk proses pembuahan sangat singkat. Dalam hal kemampuan serangga jauh lebih baik dibandingkan dengan kemampuan manusia. Selain itu, penyebaran tepung sari ke atas bakal buah juga jauh lebih sempurna, karena serangga sangat aktif serta memiliki kecenderungan untuk mengunjungi semua anak bunga. Dengan demikian bunga yang terbentuk sempurna (“fertilized fruit”) kelak akan bertambah banyak.

Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi agronomi, bantuan teknis dan analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.

 

Share