Water Management System atau sistem pengelolaaan air umumnya dilakukan untuk mengelola atau mengatur kondisi ketersediaan dan muka air di lapangan agar tetap terkendali, tidak terjadi kekurangan supply air saat musim kering, serta tidak terjadi kelimpahan ataupun banjir saat terjadi musim hujan.
Beberapa upaya water management yang dilakukan seperti pembuatan parit dan patok permukaan tinggi air, pembuatan tanggul, pintu atau palang air dan pompa air. Pengelolaan air tersebut dilakukan untuk mengelola muka air dan distribusi air agar tidak terjadi genangan dan tinggi muka air tidak melebihi ambang batas yang aman.
Dalam water management system tentunya topografi dan elevasi lahan menjadi hal yang penting dan memberi pengaruh besar sehingga menjadi perhatian khusus. Jika kita tinjau dari topografi di areal rendahan tentu memiliki potensi lebih besar untuk terjadinya genangan bahkan banjir.
Dengan demikian, pemetaan topografi menjadi langkah awal dalam kegiatan water management, dengan dilakukan pemetaan topografi di sekitar areal lahan maka akan diketahui keragaman bentuk muka lahan, elevasi, serta kontur lahan.
Dalam kegiatan pemetaan topografi di kebun PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., tim Agrotechnology Sulung Research Station (SRS) saat ini telah mengembangkan dan memanfaatkan teknologi sensor Light Detection and Ranging (LiDAR). Teknologi LiDAR merupakan bagian dari sebuah sistem penginderaan jauh yang aktif dalam bekerja dengan menghitung selisih antara waktu pemancaran dan pemantulan gelombang laser terhadap objek yang diamati (Sunandar dan Syarifudin, 2014).
Singkatnya, teknologi LiDAR bekerja memancarkan dan memantulkan gelombang laser yang mampu mengukur kedalaman permukaan lahan, sehingga dari penggunaan LiDAR dapat menghasilkan informasi terkait karakteristik topografi permukaan tanah atau elevasi, arah aliran air sungai dan catchman area (area tangkapan sungai) suatu areal.
Penggunaan LiDAR umumnya digunakan pada industri pertambangan ataupun industri properti seperti real estate, teknologi ini membantu melakukan pemetaan topografi dan perencanaan pengembangan kawasan dengan lebih cepat dan efisien. Melihat potensi pengembangan LiDAR yang umum digunakan saat ini, SRS mencoba menggunakan teknologi tersebut pada areal perkebunan kelapa sawit, keragaman bentuk topografi lahan dan berbagai kendala di dalamnya seperti potensi banjir pada areal rendahan membuat penggunaan teknologi LiDAR dapat dimanfaatkan dalam perencanaan water management.
Dengan mengetahui sebaran dan kondisi topografi lahan, pengelola perkebunan dapat merencanakan tindakan water management sepeti penentuan lokasi pompa air dan pintu air yang efektif dalam mendistribusi massa air sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kelebihan banjir pada suatu areal.
Selain penerapan teknologi LiDAR, saat ini SRS juga telah mengembangkan teknologi pompa air dan pintu air yang berbasis internet of things. Pada teknologi tersebut SRS menggunakan sensor untuk mendeteksi ketinggian muka air pada sungai ataupun bendungan di areal perkebunan. Melalui deteksi tersebut, kontrol tinggi muka air dapat dilakukan secara otomatis dan massa air akan terdistribusi secara pada areal-areal yang memiliki tinggi muka air diatas level aman yang telah ditentukan. Selain itu, data tinggi muka air akan tercatat secara real time sehingga dapat diketahui oleh pengelola perkebunan.
Sulung Research Station menyediakan layanan jasa pemetaan dan pencitraan udara bagi seluruh perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Selain itu, SRS juga menyediakan jasa layanan konsultasi agronomi, bantuan teknis analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.