Pengendalian Penyakit Bercak Daun Pada Fase Nursery Tanaman Kelapa Sawit

Fase nursery atau pembibitan kelapa sawit menjadi fase yang penting dalam menghasilkan bahan tanam unggul yang mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kegagalan dalam menghasilkan bibit yang sehat dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun produktivitas tanaman ketika tumbuh menjadi tanaman dewasa. Fase nursery tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit, serangan organisme tanaman yang tidak segera dikendalikan akan menyebabkan penurunan kualitas bibit bahkan dapat menyebabkan kematian bibit. Oleh karena itu antisipasi dan pengendalian serangan organisme penggannggu tanaman seperti hama dan penyakit tetap harus dilakukan walau masih dalam fase pembibitan.

Bercak daun kelapa sawit merupakan penyakit yang umum dijumpai di pembibitan kelapa sawit, terutama pada fase pre nursery. Penyakit – penyakit yang termasuk ke dalam kelompok bercak daun disebabkan oleh jamur jamur patogenik dari genera Curvularia, Drechslera, dan Pestalotiopsis.

Bercak daun yang disebabkan Curvularia lebih dikenal sebagai hawar daun. Penyakit ini terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di lndonesia tetapi tingkat serangannya beragam tergantung pada kondisi lingkungan setempat dan tindakan agronomi yang diterapkan.

Salah satu upaya pengendalian dari serangan penyakit bercak daun kelapa sawit adalah dengan pengaplikasian fungsida. Fungisida yang dapat digunakan dalam pengaplikasian pada penyakit vercak daun kelapa sawit diantaranya fungisida berbahan aktif Difeconazol dan Propikonazol.

Difeconazol dan propikonazol diketahui mampu menekan penyakit bercak daun kelapa sawit. Difeconazol merupakan fungisida famili triazole yang mempunyai cara kerja menghambat biosintesis ergosterol. Fungisida ini menghambat demetilasi dari sterol C-14 yang pada akhirnya akan memberikan efek pada enzim sitokrom P-450. Difeconazol dilaporkan banyak menghambat perkembangan pathogen dari kelas Ascomycetes, Basidiomycetes dan cendawan mitospora. Di lapangan, fungisida ini secara kuratif dapat mengendalikan Alternaria, Ascochyta, Cercospora, Cercosporium, Colletotrichum, Guignardia, Phoma, Ramularia, Septoria, dan Venturia.

Difeconazole sangat efektif menekan patogen Venturia inaequalis, Cercospora arachdicola, dan Alternaria solani. Perlakuan 7 hari sebelum dan 1 hari sesudah inokulasi dapat menekan Alternaria solani sebesar 83–100%.

Sulung Research Station sebagai lembaga penelitian milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., Citra Borneo Indah Group senantiasa melakukan inovasi dengan melakukan penelitian dan pengujian terhadap beberapa jenis fungisida untuk mengendalikan penyakit bercak daun pada pembibitan kelapa sawit.  Diketahui bahawa aplikasi fungisida Difeconazol dan Propikonazol dengan dosis tertentu yang tepat dapat memberikan pengaruh terhadap penambahan jumlah daun serta penekanan serangan penyakit bercak daun yang efektif.

Sulung Research Station menyediakan berbagai layanan konsultasi argonomi, bantuan teknis pengendalian hama dan penyakit, rekomendasi pemupukan, penanganan masalah perkebunan, dan berbagai jasa lainnya untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.