Oryctes rhinoceros atau kumbang tanduk merupakan salah satu hama penting perkebunan kelapa sawit. Serangan hama O. rhinoceros secara langsung dapat merugikan tanaman kelapa sawit baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM). Kumbang dewasa O. rhinoceros akan membuat lubang gerekan ke dalam pangkal pelepah muda dan kemudian memakan tunas muda beserta calon tunasnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian inti batang dan serangan yang secara terus-menerus akan nenyebabkan kematian pada tanaman. Menurut Suswanto et al. (2020) menyatakan bahwa serangan hama O. rhinoceros mampu menyebabkan tanaman menjadi mati baik pada tanaman menghasilkan atau tanaman belum menghasilkan dengan tingkat kematian tanaman yaitu 40%.
Selain itu, areal perkebunan kelapa sawit menyediakan bahan organik yang menjadi habitat ideal untuk perkembangan hama O. rhinoceros. Larva hama O. rhinoceros berkembang di areal dengan kandungan bahan organik tinggi seperti pada kompos dan tumpukan janjang kosong kelapa sawit yang ada di lapangan. Agar laju perkembangbiakan hama O. rhinoceros tidak terjadi dengan cepat perlu dilakukan pegendalian secara intensif. Umumnya, pengendalian serangan hama dilakukan dengan dua metode yaitu kimia dan biologi tergantung tingkat serangan yang dihadapi dilapangan. Pengendalian hama O. rhinoceros dengan metode kimia dapat dilakukan menggunakan insektisida berbahan aktif delmatrin/lamda cihalotrin/Karbosulfan. Sementara, pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan menggunakan bioinsektisida Metarhizium anisophilae.
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk., sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit juga mengalami serangan hama O. rhinoceros pada areal yang diusahakan. Melalui lembaga penelitiannya yaitu Sulung Research Station (SRS), senantiasa melakukan penelitian dan inovasi dalam mengendalikan hama O. rhinoceros. Inovasi yang dilakukan berupa pemanfaatan Metarhizium anisophilae site spesifik. Artinya SRS menformulasikan dalam bentuk bioinsektisida, dimana sumber isolat berasal dari larva O. rhinoceros yang terinfeksi oleh cendawan Metarhizium anisophilae pada areal lahan milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Dengan demikian, fomulasi tersebut dapat lebih sesuai untuk mengendalikan hama O. rhinoceros di lahan perkebunan milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Pengaplikasian Metarhizium anisophilae dilakukan diatas janjang kosong yang menjadi site hama O. rhinoceros.
Sulung Research Station juga melakukan tindak pencegahan terhadap serangan hama O. rhinoceros. Pencegahan yang dilakukan dengan mempertahankan dan melakukan penanaman Ground Cover Crop terutama pada areal tanaman baru dan areal replanting. Selain itu, pengaplikasian janjang kosong tidak boleh dilakukan penumpukan lebih dari satu lapis.
Penelitian dan inovasi terhadap pengendalian hama O. rhinoceros sampai saat ini telah dilakukan oleh Sulung Research Station. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya dalam mempertahankan produksi kelapa sawit yang berlokasi di Kalimantan Tengah milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk.