Optimalisasi Penyerapan Unsur Hara Fosfor (P) pada Tanaman Kelapa Sawit dengan Memanfaatkan Mikroba Pelarut Fosfat

Pemupukan merupakan salah satu komponen penting yang mendukung dalam keberhasilan budidaya tanaman kelapa sawit karena dengan pemberian dosis pupuk yang seimbang dan terjadwal akan memperpendek masa tanaman belum menghasilakan (TBM) atau mempercepat kondisi tanaman untuk siap memproduksi buah (Shintarika et al., 2015). Dengan demikian diperlukan pengelolaan yang tepat terutama pada aspek pemupukan agar ketersediaan unsur hara tetap tersedia.

 

Salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit adalah Fosfor (P). Umumnya, tanaman membutuhkan unsur hara Fosfor (P) untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar pada tanaman muda. Selain itu, berfungsi dalam membantu tanaman memperkuat batang, penyebaran akar dan mempercepat kematangan buah (SRS, 2019). Pada kondisi di lapangan tidak bisa dipungkiri tanaman mengalami kekurangan unsur hara atau biasa yang disebut dengan defisiensi. Tanaman kelapa sawit yang mengalami kekurangan unsur hara Fosfor (P) akan menunjukkan ciri yang khas yaitu bentuk batang tanaman akan mengerucut. Selain itu juga dicirikan dengan perubahan warna daun menjadi tua dan tampak mengkilap kemerahan dan terdapat tanaman penutup disekitar areal seperti Pueraria pheseoloides dengan daun mengecil dan alang-alang yang disklorosis berwarna ungu (IPNI, 2014).

 

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah defisiensi Fosfor (P) pada tanaman kelapa sawit dengan pemberian pupuk Fosfor (P) seperti Rock Phosphate dan TSP. Namun, dalam pengaplikasiannya unsur hara Fosfor (P) mudah terikat pada senyawa-senyawa seperti Al, Fe dan Occluded terutama pada tanah masam, hal tersebut menyebabkan unsur hara Fosfor (P) tidak tersedia secara optimal (Winarna et al., 2002; SRS, 2019). Adanya pengikat unsur hara Fosfor (P) tersebut menyebabkan pemberian pupuk di lapangan menjadi tidak efisien karena pupuk terjerap dalam tanah sehinggga tanaman tidak bisa menyerap hara secara optimal.

 

Sulung Research Station (SRS) sebagai lembaga penelitian milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (PT SSMS Tbk) hingga saat ini telah melakukan pengembangan untuk optimalisasi penyerapan unsur hara Fosfor (P) dengan memanfaatkan mikroorganisme bermanfaat seperti bakteri pelarut fosfat yang biasa disebut dengan agensi hayati. Agensi hayati tersebut dapat melarutkan unsur hara Fosfor (P) secara efektif sehingga mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara Fosfor (P) dalam tanah.  Saat ini, SRS telah memperoleh isolat-isolat unggul bakteri pelarut fosfat seperti Pseudomonas dan Bacillus yang berasal dari tanah areal tanam kebun PT SSMS Tbk, Pseudomonas dan Bacillus diketahui mampu berperan sebagai pelarut fosfat tersedia. Hasil penelitian yang dilakukan SRS menunjukkan bahwa aplikasi bakteri pelarut fosfat memberikan respon positif pada ketersediaan unsur hara pada tanah sehingga terjadi perkembangan panjang pelepah pada tanaman kelapa sawit (SRS, 2019).

 

Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi agronomi, bantuan teknis dan analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.