Mikoriza Pada Akar Kelapa Sawit
Saat ini, pengelolaan kelapa sawit banyak dilakukan pada tanah yang tergolong marjinal sebagai dampak semakin terbatasnya tanah yang memiliki karakteristik optimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Lahan-lahan marjinal memiliki potensi rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor pembatas seperti sifat tanah, lingkungan fisik atau kombinasi dari keduanya bagi pertumbuhan tanaman. Secara alami, rendahnya kesuburan tanah pada lahan marjinal ini ditunjukkan dengan ketersediaan nutrisi yang rendah.
Peningkatan produktivitas lahan dilakukan dengan bantuan pemakaian pupuk buatan yang memerlukan biaya tinggi. Pada rentang waktu tertentu, hal tersebut berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas lahan dan seringkali menyebabkan pencemaran lingkungan. Akibat lebih jauh yang akan terjadi yaitu degradasi kualitas lahan dan kualitas lingkungan.
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk sebagai salah satu perusahaan Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan memiliki kesadaran yang cukup akan pemanfaatan segala sesuatu yang ramah lingkungan. Penggunaan pupuk kimia untuk peningkatan kesuburan tanah, daya tumbuh dan produktivitas tanaman dilakukan dengan lebih bijak dan sebagai alternative digunakan pupuk hayati, salah satunya adalah mikoriza.
Mikoriza merupakan jamur yang bersifat mutualisme dan saling menguntungkan. Sejak tahun 2014, Sulung Research Station sebagai lembaga penelitian PT SSMS Tbk melakukan pengembangan dan eksplorasi mikoriza dengan inokulan site spesifik di lingkungan perkebunan kelapa sawit.
SRS telah menemukan beberapa suspect mikoriza pada tanah yaitu suspect Glomus ambisporum,Glomus pansihalos, Scutellospora sp Acaulospora, Gigaspora dan Glomus sp. Berdasarkan hasil pengamatan pada akar dengan metode pewarnaan, dapat terlihat struktur vesikular dan arbuskular yang menunjukkan bukti kolonisasi oleh mikoriza.
Mikoriza ini memiliki manfaat terhadap perkembangan akar tanaman. Dengan melekatnya hifa pada akar akan membuat areal sebaran akar semakin luas, sehingga lebih banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi mikoriza.
Pengujian yang dilakukan oleh SRS terhadap aplikasi mikoriza pada beberapa jenis tanah di lingkungan Perkebunan PT SSMS Tbk menunjukkan bahwa rata-rata akar kelapa sawit yang terinfeksi mikoriza lebih dari 30%.
Mikoriza hidup bersimbiosis pada akar tanaman dan berperan dalam menyerap hara N, P, K, Mg, Ca oleh tananaman. Penyerapan ini dipengaruhi pH tanah, aerasi tanah, kelembaban dan unsur hara yang tersedia di tanah. Tanaman yang terinfeksi mikoriza umumya akan lebih tahan terhadap kekeringan.
Pada akhirnya, aplikasi mikoriza ini memberikan manfaat pada tanaman untuk bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan marginal melalui peningkatan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, perbaikan kesuburan lahan dan peningkatan daya tahan pada kekeringan.