Ketersediaan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam managemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Pentingnya ketersediaan nutrisi yang cukup pada tanaman berpengaruh pada proses vegetatif dan generatif yang diharapkan dalam jangka waktu yang panjang tanaman mampu berproduksi secara optimal. Untuk mendukung ketersediaan hara tersebut, penggunaaan dan pemberian pupuk dengan dosis yang tepat perlu dilakukan agar penyerapan unsur hara yang dilakukan tanaman terserap secara optimal. Apabila kondisi tersebut tidak dilakukan dengan tepat tanaman kelapa sawit akan mengalami ketidakseimbangan unsur hara atau defisiensi tanaman.
Defisiensi erat kaitannya dengan kesehatan tanaman, dimana secara visual tanaman menunjukkan kondisi kekurangan unsur hara baik secara makro ataupun mikro. Praktisi pengelola perkebunan kelapa sawit penting untuk mengetahui gejala tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara seperti defisiensi K dan Mg. Mengapa demikian? Karena tanaman yang mengalami defisiensi tersebut secara kasat mata hampir memiliki kesamaan ciri. Namun, jika diperhatikan antara defisiensi K dan Mg memiliki perbedaan gejala yang cukup berbeda.
Tanaman yang mengalami defisiensi K, secara visual dapat dicirikan dengan timbulnya bercak-bercak berwarna kuning hingga jingga (orange spotting) yang tembus cahaya pada daun tua (Gambar a). Semakin berat kekurangan K, maka bercak semakin banyak dan besar yang dimulai dari daun tua dan dapat menyebabkan daun mengering. Penyebab tanaman mengalami defisiensi K diantaranya KTK rendah, rendahnya ketersediaan unsur hara K sehingga mengalami ketidakseimbangan, dan pengaplikasian pupuk K dengan dosis yang tidak tepat menyebabkan erosi yang berdampak pada hilangnya lapisan atas tanah yang kaya akan bahan organik.
Sedangkan tanaman yang mengalami defisiensi Mg, secara visual dapat dicirikan dengan timbulnya warna hijau hingga kuning pucat di bagian ujung tepi helai daun tua terutama yang langsung terkena cahaya matahari. Defisiensi kategori berat dapat mengakibatkan daun mengering dan proses fotosintesis akan terhambat (Gambar b). Penyebab tanaman mengalami defisiensi Mg diantaranya aplikasi dosis pupuk K dan Ca terlalu tinggi sehingga menekan penyerapan Mg (antagonisme hara K), rendahnya kadar unsur hara Mg dalam tanah akibat ketidakseimbangan unsur K/Ca/Mg serta bahan organik pada lapisan atas tanah yang diakibatkan pencucian atau erosi.
Sulung Research Station (SRS) sebagai lembaga peneliti milik PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., memberikan rekomendasi untuk menjaga dan mengatasi permasalahan defisiensi hara pada tanaman kelapa sawit. Adapun tindakan yang dilakukan secara umum berupa penambahan bahan organik yang disesuaikan dengan kondisi lahan seperti pengaplikasian janjang kosong, dan penyusunan pelepah.
Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi agronomi, bantuan teknis dan analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.