Mengenal Morfologi Serangga Elaeidobius kamerunicus Faust, Polinator Bunga Kelapa Sawit

Produksi kelapa sawit ditentukan antara lain sukses tidaknya penyerbukan. Kelapa sawit termasuk kelompok pohon berumah satu (monoecious), sehingga penyerbukan bunga kelapa sawit memerlukan agen. Agen pembawa polen dari bunga jantan anthesis ke bunga betina reseptif disebut sebagai polinator. Di Indonesia, serangga polinator yang paling banyak dijumpai dan efektif adalah Elaeidobius kamerunicus.

E. kamerunicus merupakan serangga yang berasal dari Kamerun, Afrika Barat dan dilepas di Indonesia sejak 1983. Serangga ini bersifat monofag, artinya dalam proses perkembangan dan melangsungkan kehidupannya hanya berada pada bunga kelapa sawit yang termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Curculionidae.

Secara fisiologi, ternyata serangga E.kamerunicus memiliki ukuran tubuh yang kecil berwarna coklat kehitaman dengan rambut-rambut halus, sehingga pada saat melakukan aktivitas pencarian pakan di bunga jantan, banyak polen yang menempel pada tubuhnya dan akhirnya terbawa ke bunga betina. Selain itu, memiliki moncong (weevil) panjang dengan sayap depan (elytra) tebal dan sayap belakang tipis (membraneus) (Syed, 1979). Walaupun demikian, secara fisik terdapat perbedaan antara serangga E.kamerunicus betina dan jantan diantaranya imago E. kamerunicus betina memiliki tubuh lebih kecil (3,15 mm), bentuk punggung membulat dan berwarna cokelat mengkilat, moncong lebih panjang, rambut pada tubuhnya lebih halus dan pendek dari imago jantan dan tidak terdapat tonjolan pada pangkal elitra (Haran et al., 2020). Sedangkan Imago E. kamerunicus jantan berukuran lebih besar (3,35 mm) dari imago betina, moncong lebih pendek, terdapat rambut pada tubuhnya, dan sepasang tonjolan pada bagian pangkal elytra.

Ditinjau dari siklus hidupnya, serangga E. kamerunicus tergolong kedalam metamorfosis sempurna yang terdiri dari fase telur-larva-pupa-imago (Lubis, 1989). Imago betina pada umur 2 – 3 hari dapat menghasilkan rata- rata 57,64 telur yang diletakkan di antara benang sari bunga jantan kelapa sawit, akan menetas setelah 2 – 3 hari sampai menjadi larva. Larva serangga E. kamerunicus berwarna cerah, permukaan mengkilat, dan ditumbuhi rambut-rambut halus dengan kepala berwarna kecokelatan. Fase larva E. kamerunicus dapat menghabiskan sebanyak 3-5 kantong bunga jantan kelapa sawit dengan masa larva selama 7-13 hari. Pupa E. kamerunicus berukuran sekitar 3,05 mm, berwarna putih kekuningan, bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa dengan bagian-bagian tubuh yang jelas seperti alat mulut, mata, bakal sayap, dan tungkai. Fase pupa terjadi di dalam bunga jantan selama 2-6 hari.

Sulung Research Station menyediakan layanan jasa konsultasi agronomi, bantuan teknis dan analisa laboratorium untuk meningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit. Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website srs.ssms.com dan juga media sosial SRS seperti Instagram, Facebook, Linkedln, dan Youtube.

Share