Kumbang tanduk Oryctes rhinoceros adalah salah satu organisme yang menjadi hama pada tanaman jenis palmae termasuk tanaman kelapa sawit. O. rhinoceros merupakan serangga dari ordo Coleoptera dan famili Scarabaeidae.
Sesuai dengan ordonya O. rhinoceros mempunyai sayap tertutup seludang, sedangkan sayap utama yang dipergunakan untuk terbang terlindungi oleh sayap yang lebih keras dan membuat cara terbang O. rhinoceros menjadi tidak sempurna.
Kumbang tanduk betina bertelur pada bahan-bahan organik seperti di tempat tumpukan sampah organik, daun-daunan yang telah membusuk, pupuk kendang, batang tanaman yang melapuk, kompos dan lain-lainnya.
Siklus hidup kumbang tanduk antara 4-9 bulan, namun pada umumnya 4,7 bulan. Jumlah telurnya 30-70 butir atau lebih dalam sekali masa bertelur, dan membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari untuk menetas menjadi larva. Telur O. rhinoceros berwarna putih dengan bentuk mula-mula jorong kemudian berubah agak membulat (Vandervar, 2004).
Larva O. rhinoceros memerlukan waktu 5-7 bulan untuk dewasa dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan media organik tempat perkembangbiakannya. Stadia larva terdisi dari 3 instar dan berlangsung dalam 90-220 hari. Larva berwarna putih kekuningan, berbentuk silinder, gemuk, dan berkerut-kerut, melengkung membentuk setengah lingkaran dengan panjang 60-100 mm.
Pada perkebunan kelapa sawit, larva O. rhinoceros paling banyak ditemukan di tumpukan janjang kosong yang telah melapuk dan di sisa batang tanaman kelapa sawit yang telah tumbang. Pada areal replanting akan banyak dijumpai larva O. rhinoceros pada sisa batang kelapa sawit yang mulai melapuk.
Pada fase pupa O. rhinoceros akan membentuk pupa di dalam kokon yang terbuat dari bahan-bahan organik disekitar tempat hidupnya. Masa prepupa berlangsung 8-13 hari, dan masa pupa berlangsung 18-23 hari. Imago O. rhinoceros akan mulai dapat terbang pada 5-20 hari setelah fase pupa. Kemudian akan terbang keluar untuk mencari makan dan kawin.
Imago O. rhinoceros berwarna hitam dengan panjang tubuh 30-57 mm dan lebar 14-21 mm, tubuh imago jantan lebih kecil dari imago betina.
Imago dewasa terbang ke tajuk kelapa sawit pada malam hari dan mulai bergerak kebagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas tajuk.
Gejala yang ditimbulkan akibat serangan O. rhinoceros cukup beragam, dimulai dari gejala ringan sampai berat dan dapat mengakibatkan kematian tanaman, khususnya jika serangan terjadi pada tanaman muda.
Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.