Mengenal Gejala Serangan Hama Tikus

Budidaya tanaman kelapa sawit tidak terlepas dari berbagai faktor penurun produksi seperti gangguan hama. Hama dapat memberikan kerugian tidak hanya kerusakan fisik tanaman tetapi juga menyebabkan kerugian secara ekonomi. Ganguan hama yang sering ditemui di perkebunan kelapa sawit adalah serangan hama tikus (Rattus tiomanicus).

Tikus merupakan hewan pengerat yang aktivitas serangannya dapat terjadi sepanjang tahun, namun ada kecenderungan serangan hama tikus pada kelapa sawit akan lebih tinggi terjadi pada musim kemarau dibandingkan musim penghujan. Serangan hama tikus menjadi lebih tinggi di musim kemarau karena kebutuhan makan tikus meningkat sedangkan ketersediaan sumber makanan berkurang, sehingga tikus menjadikan tandan atau bagian dari tanaman kelapa sawit sebagai sumber makanannya.

Pada tanaman belum menghasilkan, serangan tikus terjadi pada bagian tanaman seperti pelepah, daun, hingga pupus. Serangan tikus pada tanaman belum menghasilkan dapat menyebabkan kerugian bahkan sampai kematian tanaman. Gejala serangan berupa adanya bekas keratan pada pangkal pelepah hingga titik tumbuh tanaman muda.

Sementara pada tanaman menghasilkan, serangan hama tikus banyak terjadi pada bagian tandan buah segar, bunga kelapa sawit, hingga pucuk tanaman, hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan hingga meningkatnya kandungan FFA (free fatty acid) yang berdampak terhadap penurunan kualitas CPO. Gejala serangan tikus pada tandan buah kelapa sawit berupa keratan pada permukaan buah hingga bagian tengah berondolan, selain itu terlihat lebih rapih dan seragam apabila dibandingkan dengan serangan oleh hama tupai.

Serangan hama tikus harus diwapadai oleh parktisi perkebunan dan harus dilakukan pengendalian dengan cepat, karena hama tikus memiliki aktivitas makan yang tinggi, dan memiliki kemampuan berkembang biak yang sangat cepat. Tikus dapat kawin mulai umur 3 bulan dengan masa kebuntingan selama 3 minggu. Induk betina dapat melahirkan 4 sampai 12 ekor anak tikus.

Upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hama tikus antara lain melakukan pengaturan jarak tanam antar tanaman agart kanopi antar pohon tidak terlalu rapat, karena tikus menyukai lingkungan yang gelap dan tidak terpapar matahari secara langsung, selain itu penting untuk dilakukan sanitasi areal tanam dari tumpukan daun, dan gulma, serta melakukan kastrasi pada tanaman belum menghasilkan.

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan memasang perangkap, pengemposan, serta melakukan gropokan. Sementara pengendalian biologi dapat dilakukan dengan pelepasan Tyto alba. Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan pengaplikasian rodentisida sesuai dengan dosis dan cara yang dianjurkan.

Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Share