Limbah Kelapa Sawit – Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kelapa sawit juga salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai hasil devisa negara selain minyak dan gas.
Prospek yang jelas dari komoditi minyak kelapa sawit didukung oleh kebutuhan minyak nabati dunia, yang juga berdampak bagi pertumbuhan usaha kelapa sawit di Indonesia baik perkebunan rakyat, perkebuan swasta dan perkebunan milik Negara. Luasnya Perkebunan Kelapa Sawit yang dimiliki seimbang dengan banyaknya potensi limbah yang dihasilkan. Pada dasarnya, keseimbangan ini dapat menimbulkan dampak yang positif maupun negatif bagi kelangsungan usaha perkebunan kelapa sawit.
Pemanfaatan limbah yang optimal dalam hal ini limbah kelapa sawit dapat mendukung industri perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit antara lain janjang kosong, limbah cair, limbah solid (padatan) dan cangkang.
Janjang kosong merupakan limbah dengan volume yang paling banyak dari proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada pabrik Kelapa Sawit, mencapai 23% dari TBS yang diolah. Salah satu pemanfaatan janjang kosong bagi lingkungan adalah kandungan hara yang ada di dalamnya yang dapat membantu kesuburan tanah. Jika dibandingkan dengan bahan penyubur tanah lainnya. Sehingga janjang kosong dapat menjadi alternatif pengganti pupuk kimia.
Terdapat juga limbah dalam bentuk cair, limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit berbentuk Palm Oil Mill Effluent (POME). POME adalah cairan dengan konsistensi yang kental dengan warna kecoklatan, yang memiliki kandungan air, minyak, dan padatan yang terutama berasal puing-puing dari buah dengan nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang sangat tinggi. Pemanfaatan POME yang paling besar manfaatnya adalah sebagai energi yang berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca melalui penangkapan gas metana dan pengubahan biogas menjadi energi listrik. Limbah cair yang telah melewati proses penyaring juga dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk cair bagi tanaman kelapa sawit.
Yang juga dihasilkan oleh limbah kelapa sawit adalah cangkang, pada pengolahan di pabrik kelapa sawit cangkang kelapa sawit dapat menghasilkan arang dalam jumlah besar yaitu 1,4 gram/ml, arang dari cangkang kelap sawit dapat menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler, dan menghasilkan daya panas dan uap yang besar. Limbah tersebut menghasilkan uap yang dapat menggerakan mesin turbin dan menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang dimanfaatkan oleh pabrik kelapa sawit untuk menggerakan mesin-mesing pengolahan buah dan minyak.
Selain itu cangkang kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak, dan dijadikan salah satu alternatif amelioran tanah karena mengandung unsur hara makro, dan memiliki daya pegang air yang tinggi. Dengan tingginya kapasitas memegang air maka kelembaban tanah akan terjaga.
Pada pengolahan buah kelapa sawit juga dihasilkan limbah Bungkil Sawit yang merupakan hasil samping pengolahan dari kernel atau inti kelapa sawit, bungkil dapat digunakan untuk pakan ternak.
Selain limbah berupa limbah padat dan limbah cair, pabrik kelapa sawit juga menghasilkan limbah dalam bentuk gas yang berasal dari gas buangan pabrik kelapa sawit. Produksi CPO dari pabrik kelapa sawit menghasilkan gas metana dan hidrogen yang saat ini telah dimanfaatkan oleh PT SSMS untuk menghasilkan Biodiesel. Energi listrik yang dihasilkan dari biodiesel dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk listrik perumahan dan sarana prasarana di lingkungan perkebunan kelapa sawit.
Upaya pemanfaatan limbah sawit ini perlu dilakukan, baik limbah padat maupun limbah cair karena masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pengasilan Pekebun Kelapa Sawit, selain itu juga upaya dalam mengurangi jumlah limbah yang tidak termanfaatkan.