Kenali Gejala Defisiensi Hara Kalium pada Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara, termasuk kalium (K), untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan produktivitas buah. Kalium memiliki peran penting dalam regulasi tekanan osmotik sel, pembentukan dan transportasi hasil fotosintesis, serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan. Defisiensi kalium pada kelapa sawit merupakan salah satu gangguan hara yang paling umum dan berdampak serius terhadap penurunan hasil tandan buah segar (TBS).

Gejala defisiensi kalium pada kelapa sawit biasanya tampak jelas pada daun-daun tua. Tanda awalnya berupa klorosis atau menguning yang dimulai dari ujung dan tepi daun, kemudian berkembang menjadi nekrosis atau jaringan mati. Daun akan tampak kering di bagian tepinya, kemudian diikuti oleh ujung daun yang seperti terbakar. Daun yang terdampak juga menjadi lebih rapuh dan mudah patah. Selain itu, pelepah menjadi lebih pendek, kaku, dan mengarah ke bawah, memberikan kesan tajuk tanaman yang tidak seimbang dan kurang rimbun. (Dinas Tanaman Pangan, Holtikultra dan Perkebunan, 2017).

Dalam jangka panjang, defisiensi kalium menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga dan buah terganggu, serta produksi TBS menurun secara signifikan. Tanaman juga menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit seperti busuk pelepah dan serangan hama seperti ulat daun. Oleh karena itu, pengamatan terhadap gejala visual pada daun tua merupakan indikator penting dalam mendeteksi defisiensi kalium sejak dini.

Untuk mencegah dan mengatasi defisiensi kalium, pemupukan yang tepat waktu dan sesuai dosis sangat diperlukan. Pemberian pupuk kalium seperti Muriate of Potash (MOP) harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan hasil analisis tanah. Selain itu, pengelolaan lahan dan pemupukan berimbang dengan unsur hara lainnya juga perlu diperhatikan agar ketersediaan kalium di dalam tanah tetap optimal. Dengan mengenali gejala defisiensi kalium lebih awal, praktisi perkebunan dapat mengambil tindakan korektif yang tepat guna menjaga kesehatan tanaman dan produktivitas kebun kelapa sawit secara berkelanjutan.

Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.