Terhambatnya produksi optimal tanaman kelapa sawit disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya ialah keberadaan hama dan penyakit tanaman. Penyakit tanaman kelapa sawit dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan yang berdampak pada hasil produksi. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit hingga menurunkan produksi sampai 25 % pada tanaman menghasilkan berumur 3 – 9 tahun ialah busuk tandan kelapa sawit (Siregar, 2011).
Busuk tandan kelapa sawit disebabkan oleh serangan jamur Marasmius palmivorus yang dapat berkembangbiak pada lingkungan dengan kelembaban udara yang tinggi. Jamur M. palmivorus dapat menyerang buah kelapa sawit baik yang masih mentah, matang atau bahkan dapat menyerang bunga kelapa sawit. Adapun ciri fisik jamur M. palmivorus yaitu membentuk rizomorf yang ujungnya seperti kapas, biasanya berwarna putih atau merah mudah. Badan tubuhnya seperti payung dengan diameter 2,5-2,7 cm, tepatnya berbalik keatas bila sudah matang, dihasilkan dalam jumlah besar pada tandan yang terserang berat, berwarna putih dalam keadaan kering dan berwarnah merah mudah dalam keadaan basah. Jika jumlah makanan melimpah, jamur akan tumbuh dengan sangat cepat dan berubah menjadi parasit yang menginfeksi jaringan hidup lainnya.
Secara fisik, gejala yang tampak disebabkan oleh M. palmivorus yaitu terbentuknya benang-benang jamur yang berwarna putih mengkilat dan meluas (miselium) di permukaan tandan buah. Pada tingkatan tersebut, jamur belum menimbulkan kerugian pada tandan. Miselium lebih banyak terdapat pada pangkal tandan yang melekat pada pangkal pelepah daun yang mendukungnya, karena pada areal tersebut kelembabannya paling tinggi. Keadaan ini dapat dilihat pada buah-buah yang masih mentah. Pada tingkatan berikutnya miselium yang berada di permukaan buah itu mengadakan penetrasi ke dalam daging buah (mesocarp) yang menyebabkan busuk basah.
Penyebab mudah berkembangnya M. palmivorus karena kurang terjaganya kebersihan dan sanitasi di areal lapangan, kondisi cuaca yang ekstrim (musim hujan) yang berdampak pada kelembaban udara yang tinggi, kerapatan jarak tanam yang menyebabkan tanaman kurang memperoleh asupan sinar matahari, dan ketersediaan patogen di lapangan. Apabila situasi tersebut tidak segera ditangani akan berdampak pada hasil produksi.
Sawit Sumbermas Sarana Tbk., (PT. SSMS) bersama dengan Sulung Research Station (SRS) sebagai lembaga peneliti melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian serangan penyakit busuk tandan kelapa sawit, upaya pencegahan yang dilakukan berupa melakukan sanitasi lingkungan dan kastrasi pada awal pembentukan buah dengan benar, manajemen rotasi (prunning) untuk mengurangi kelembaban, melakukan sanitasi dengan membuang seluruh bunga pasca antesis dan buah yang telah busuk agar tidak terkontaminasi ke buah pada tanaman lain. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan pemberian fungisida apabila tingkat serangan jamur M. palmivorus sudah melebihi batas ambang kritis yaitu 50 % dari luas areal tanam (Asni, 2017).
Oleh karena itu, berbagai upaya dan inovasi terus dilakukan oleh Sulung Research Station bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, tetapi juga untuk keberlangsungan usaha perkebunan kelapa sawit dalam jangka panjang.