Tanaman walaupun tidak dapat melakukan gerak secara aktif tetapi sama dengan mahluk hidup lainnya tanaman melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar dan mahluk hidup lainnya baik sesama tanaman maupun dengan hewan dan manusia. Interaksi tanaman dengan hewan khususnya serangga menjadi sangat erat karena hubungan timbal balik yang sering terjadi diantara tanaman dan serangga.
Hubungan timbal balik antara serangga dan tanaman sangat beragam, dapat berupa hubungan yang saling menguntungkan, ataupun menjadi hubungan yang dapat merugikan tanaman.
Interaksi serangga yang menguntungkan dapat berupa interaksi serangga dalam membantu penyerbukan tanaman kelapa sawit seperti yang dilakukan Elaeidobius kamerunicus. Lalu juga ada interaksi tanaman Cassia cobanensis dengan Sycanus sp. yang dimana populasi Sycanus sp. dapat menjadi predator alami bagi hama ulat pemakan daun kelapa sawit.
Namun banyak juga interaksi serangga dengan tanaman yang menyebabkan kerugian sehingga serangga menjadi bersifat hama bagi tanaman. Misalnya interaksi kutu daun yang menjadikan permukaan daun sebagai tempat bertelur dan cairan pada daun sebagai sumber makanan, atau interaksi ulat api yang menjadikan daun kelapa sawit sebagi sumber makanan. Selain sebagai sumber makanan, ada juga bagian tanaman yang dijadikan tempat tinggal bagi serangga seperti hama kumbang tanduk yang menjadikan pupus kelapa sawit sebagai tempat tinggalnya sehingga menyebabkan terbentuknya gerekan pada pelepah sawit.
Selain menyebabkan kerugian berupa kerusakan secara langsung terhadap bagian tanaman, terdapat juga kerugian yang tidak langsung seperti terbawanya virus atau penyakit tanaman yang disebabkan terbawa oleh serangga.
Oleh karena itu keberadaan serangga pada perkebunan kelapa sawit harus tetap di kontrol, dengan melakukan berbagai upaya seperti monitoring dan sensus hama yang dilakukan secara regular, penanaman tanaman repelan atau atraktan serangga, membudidayakan predator alami hama kelapa sawit, dan pengendalian hama yang terpadu.
Tetapi dalam pengendalian hama serangga perlu juga memperhatikan faktor lingkungan, karena dasarnya interaksi tanaman dan serangga ataupun interaksi serangga dengan serangga lainnya dibutuhkan sebagai proses alami dalam menjaga keseimbangan ekosistem, oleh karena itu pengendalian hama serangga harus didasari pada ambang batas ekonomi dan upaya upaya pengedalian harus dilakukan secara bertingkat.
Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.