Hama ulat adalah salah satu hama yang serangannya cukup sering terjadi di perkebunan kelapa sawit dan menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup parah apabila tidak dapat ditangani dengan baik.
Hama ulat yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit adalah beberapa hama ulat api seperti Setothosea asigna, Setora nitens, dan Darna trima, dan beberapa jenis hama ulat kantong seperti Metisa plana, Mahasena corbetti, dan Pteroma pendula.
Diantara beberapa jenis ulat kantong, spesies Metisa plana adalah jenis ulat kantong yang paling banyak ditemui di perkebunan kelapa sawit. M. plana adalah kelompok serangga Ordo Lepidoptera, memiliki ciri utama membentuk kantong-kantong di permukaan bawah daun, kantong yang dibentuk oleh M. plana berasal dari potongan daun, pasir, ranting-ranting atau bagian tanaman lainnya di sekitar daerah serangannya.
Serangan hama M. plana menyebabkan kerusakan pada daun kelapa sawit berupa lubang-lubang kecil di permukaan daun, kerusakan daun dalam jumlah besar akan berdampak terhadap penurunan produksi buah kelapa sawit, dengan ambang ekonomi adalah 5-6 ekor per-pelepah.
Serangan hama M. plana harus diwaspadai karena peningkatan populasinya yang dapat terjadi dengan cepat dan belum teridentifikasinya jenis serangga parasitoid atau predator alami yang dapat mengendalikan serangan M. plana secara alami.
Karakteristik hama M. plana yang membentuk kantong-kantong pada bagian bawah daun juga menjadi kendala dalam pengendaliannya. M. plana tidak akan efektif dikendalikan dengan menggunakan jenis insektisida kontak atau dengan metode fogging, penggunaan jenis insektisida sistemik berbahan aktif asefat lebih disarankan. Selain itu, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida dengan metode injeksi dan mist blower.
Pengendalian kimiawi sebaiknya juga diikuti dengan pengendalian secara teknis berupa pemangkasan pelepah yang terdapat serangan larva ulat, mengutip larva dan kantong ulat, pelepasan Sycanus sp. sebagai predator hama ulat.
Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.