Hama Rayap, Hama Yang Jarang Terdeteksi Namun Menyebabkan Kerugian Besar

 Organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman kelapa sawit sebagian besar merupakan kelompok serangga, salah satu serangga yang menjadi OPT pada perkebunan kelapa sawit adalah serangga rayap.

Terdapat lebih dari 200 spesies rayap yang ada di Indonesia, keberadaan serangga rayap kerap menjadi hama pada peralatan rumah yang menyebabkan kerusakan dan pengeroposan pada bangunan berbahan kayu, selain menjadi hama pada lingkungan rumah rayap juga bersifat hama pada lingkungan perkebunan kelapa sawit. Rayap yang sering dijumpai pada perkebunan kelapa sawit adalah spesies Coptotermes curvignathus dan Macrotermes gilvus.

Rayap Coptotermes curvignathus sering dijumpai pada areal tanah gambut yang baru dibuka atau dialihfungsikan menjadi areal perkebunan. Rayap C. curvignathus memakan jaringan hidup dan jaringan mati, serta membuat sarang pada bagian Tengah batang tanaman kelapa sawit, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan batang kelapa sawit.

Rayap Macrotermes gilvus lebih banyak ditemui pada perkebunan yang berada di areal tanah mineral. Rayap jenis ini lebih aktif mengkonsumsi sisa-sisa batang kayu yang mati atau tumbang, dan membuat sarang di tanah dengan membuat gundukan tanah.

Secara umum makanan rayap adalah semua bahan yang mengandung selulosa seperti kayu, daun, batang, dan sisa tanaman mati. Serangan hama rayap tidak hanya terjadi pada tanaman kelapa sawit tetapi juga pada berbagai tanaman kayu lainnya seperti karet dan sengon.

Kerusakan yang disebabkan oleh hama rayap dapat berdampak besar seperti kerusakan jaringan tanaman, pengeroposan batang, hingga menyebabkan tanaman mati dan tumbang.

Pengendalian hama rayap dimulai dari melakukan kegiatan monitoring dan sensus yang harus dilakukan secara berkala, pada tanaman  dan baris yang ditemui serangan rayap harus segera diberi tanda, selanjutnya dilakukan tindakan pembongkaran dan sanitasi lorong tanah untuk memastikan rayap tidak bersarang didalam tanah. Selanjutnya dapat dilakukan pengaplikasian pestisida berbahan aktif fipronil.

Salah satu kesulitan dalam mengendalikan serangan hama rayap adalah kemampuan rayap untuk membuat sarang dan jalur dibawah permukaan tanah, sehingga penting untuk praktisi perkebunan untuk melakukan upaya preventif dengan melakukan monitoring dan sensus agar dapat dilakukan pengendalian sedini mungkin pada temuan serangan ringan.

Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

 

Share