Sama halnya dengan komoditas pertanian lainnya, tanaman kelapa sawit tidak terlepas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa hama dan penyakit. Jika gangguan tanaman oleh organisme hama di dominasi oleh kelompok serangga dan hewan pengerat, maka pada serangan penyakit tanaman disebabkan oleh organisme seperti jamur, bakteri, virus, mikroplasma, dan nematoda.
Terdapat tiga faktor utama yang saling berhubungan menjadi menyebabkan terjadinya serangan penyakit pada tanaman, yaitu inang atau tanaman, lingkungan, dan patogen atau organisme penyebab penyakit.
Faktor pertama adalah tanaman yang berperan sebagai inang atau tempat patogen tumbuh dan memperoleh sumber makanan dan kebutuhannya. Faktor tanaman menjadi sangat krusial dalam kesehatan tanaman, oleh karena itu dalam perkebunan kelapa sawit praktisi perkebunan harus melakukan seleksi yang ketat dalam penentuan dan memperoleh bahan tanam dengan kondisi sehat baik dari fase kecambah, bibitan, hingga tanaman siap dipindah tanamkan. Kekeliruan dalam pemilihan bahan tanam akan menyebabkan kerugian besar pada masa mendatang.
Selain itu pemenuhan nutrisi juga penting untuk dapat menghasilkan tanaman yang sehat, nutrisi yang tercukupi dengan baik akan membuat metabolisme tanaman dapat berlangsung berlangsung dengan baik sehingga tanaman tidak rentan dengan serangan patogen.
Faktor kedua adalah lingkungan, faktor lingkungan menjadi faktor yang berkaitan dengan tanaman maupun patogen. Penting untuk praktisi perkebunan kelapa sawit untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik dan menekan berkembangnya patogen, misalnya melakukan pembersihan dan pemangkasan gulma untuk menurunkan kelembaban udara, melakukan sanitasi pada sekitar areal pertanaman, memastikan drainase blok tanam berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi banjir atau kekeringan.
Faktor ketiga adalah patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit. Patogen pada perkebunan kelapa sawit dapat berasal dari patogen tular tanah (soil borne), patogen tular udara (air borne), patogen tular benih (seed borne).
Sumber patogen yang merupakan mahluk mikroorganisme akan sulit untuk dilihat dengan mata telanjang di lingkungan, oleh karena itu praktisi perkebunan harus melakukan antisipasi atau preventif untuk mencegah terjadinya serangan penyakit pada tanaman kelapa sawit dikemudian hari, upaya yang dapat dilakukan misalnya dengan melakukan seleksi yang selektif dalam pemilihan benih, pemberian fungisida atau Trichoderma pada lubang tanam, penggunaan alat-alat yang steril, dan pengaplikasian pestisida pada kondisi yang dibutuhkan.
Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.