Industri kelapa sawit menjadi sektor unggulan dengan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia, dimana Crude Palm Oil (CPO) menjadi komoditas ekspor utama setelah migas. Namun, produktivitasnya masih menghadapi berbagai tantangan. Untuk mencapai produksi maksimal, terdapat faktor eksternal seperti kualitas lahan, nutrisi, iklim, dan manajemen, serta faktor internal seperti bahan tanam dan proses penyerbukan.
Faktor eksternal yang cukup berpengaruh dalam industri perkebunan kelapa sawit, kualitas lahan tentu berdampak terhadap berbagai faktor pendukung pertumbuhan dan produksi seperti ketersediaan hara dan bahan organik, bentuk elevasi dan topografi lahan yang berpengaruh terhadap ketersedian air untuk tanaman, dan berbagai faktor lainnya.
Faktor internal yang mempengaruhi produksi kelapa sawit dimulai dari pemilihan bahan tanam yang baik, praktisi kelapa sawit harus selektif dalam memilih bibit terbaik, kualitas bibit yang tidak baik akan berdampak besar terhadap pertumbuhan dan produktivitas dalam periode tanaman menghasilkan (TM), kesalahan memilih bahan tanam akan memberikan dampak dalam jangka waktu yang lama.
Faktor nutrisi juga menjadi salah satu hal penting dalam pembentukan proses produksi buah kelapa sawit, penyediaan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman sudah menjadi kewajiban bagi praktisi kelapa sawit untuk dapat mendukung pertumbuhan dan produksi kelapa sawit, tetapi ada hal lain yang juga perlu diperhatikan yaitu praktik-praktik budidaya yang berkelanjutan, pemenuhan nutrisi dengan pengaplikasian pupuk anorganik secara regular terkadang mengenyampingkan kesehatan dari tanah itu sendiri yang menjadi sumber dan tempat perakaran tanaman untuk memperoleh nutrisi.
Faktor penyerbukan sangat berpengaruh terhadap produksi buah kelapa sawit, karena keberhasilan penyerbukan menentukan kualitas buah yang dihasilkan. Tantangan muncul karena bunga jantan dan betina tumbuh pada tandan terpisah sehingga membutuhkan peran polinator seperti E. kamerunicus. Untuk mengoptimalkan penyerbukan, dilakukan hand pollination dengan tenaga manusia, drone, atau mesin, serta penangkaran dan pelepasan E. kamerunicus agar populasinya meningkat di areal perkebunan.
Faktor lain yang dalam beberapa dekade terakhir cukup memberi pengaruh adalah faktor perubahan iklim dan cuaca yang cukup ekstrem, Perubahan iklim dan cuaca ekstrem berpengaruh pada adaptasi tanaman, ketahanan terhadap hama penyakit, serta ekosistem pendukung produktivitas kelapa sawit. Untuk mengatasinya, dikembangkan varietas yang lebih adaptif, disertai pengendalian hama penyakit, manajemen pengairan, dan perawatan kebun guna menjaga produksi tetap optimal.




