Dampak Serangan Hama Tikus Terhadap Populasi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeibobius kamerunicus

Tikus merupakan salah satu hama utama di perkebunan kelapa sawit. Serangan tikus pada fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) mampu menimbulkan berbagai kerusakan, diantaranya keratan tikus di bagian pangkal pelepah yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat hingga dapat mematikan jika mengenai titik tumbuh.

Pada fase Tanaman Menghasilkan (TM) tikus akan mengerat dan memakan buah, baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Pada buah yang masih muda, keseluruhan bagiannya (inti dan daging buah) dapat dimakan oleh tikus, sedangkan pada buah yang sudah tua, tikus hanya memakan bagian daging buah saja dengan meninggalkan serat-serat. Tandan buah yang luka akibat keratan tikus dapat memicu peningkatan asam lemak bebas pada minyak sawit sehingga dapat menyebabkan minyak menjadi tengik, perubahan rasa dan warna (penurunan kualitas minyak).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sulung Research Station diketahuin selain menyebabkan kerusakan pada buah, hama tikus juga dapat merusak bunga kelapa sawit, terutama bunga jantan pasca antheis.

Bunga jantan kelapa sawit adalah habitat alami dari Elaeidobius kamerunicus yang merupakan pollinator utama pada tanaman kelapa sawit. Serangga E. kamerunicus menghabiskan sebagian besar aktivitas hidupnya pada bunga jantan termasuk kawin dan bertelur.

Sifat tikus yang suka mengerat akan menyebabkan bunga patah dan hancur sehingga mengganggu populasi larva E.kamerunicus yang terdapat pada bunga jantan. Hal ini menjadi alasan mamalia pengerat seperti tikus menjadi musuh alami atau predator E.kamerunicus

Berdasarkan Lubis (2017), jumlah larva E. kamerunicus per-spikelet dan persentase spikelet yang dirusak oleh tikus menunjukkan bahwa populasi larva E. kamerunicus menurun seiring dengan tingkat kerusakan spikelet pada bunga jantan dengan penurunan mencapai 60% dan kerusakan bunga jantan mencapai 75%.

Hilangnya telur dan larva E. kamerunicus akibat serangan hama tikus menyebabkan penurunan populasi yang signifikan pada populasi serangga E. kamerunicus, penurunan populasi E. kamerunicus akan berdampak terhadap efektivitas penyerbukan kelapa sawit yang akan ikut menurun, sehingga perlu dilakukan Tindakan pengendalian tikus agar populasinya tidak melewati batas ambang.

Penekanan populasi tikus dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti mekanis (perangkap), biologi, kimia maupun kombinasi dari ketiganya. Sulung Research Station menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan agronomi, pengendalian hama penyakit terpadu, penyusunan rekomendasi pemupukan, hingga jasa laboratorium untuk dapat meningkatkan produktifitas perkebunan kelapa sawit untuk seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

 

Share